Hari-hari ini Tuhan mengajar saya untuk terfokus pada apa yang Tuhan sedang kerjakan di dalam diri kita. Saat Roh Kudus turun ke atas kita, Tuhan pasti akan memakai kita menjadi saksi. Tapi kesaksian kita akan dimulai ketika kita menghasilkan buah Roh Kudus di dalam hidup kita.
Galatia 5:22-23Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.Buah Roh Kudus bicara tentang singular, bukan plural. Buah Roh Kudus memiliki sembilan taste yang dapat dikelompokkan dalam tiga bagian :
1. Kasih, Sukacita, Damai Sejahtera
Ini adalah sesuatu yang memancar dari diri seseorang yang menghasilkan buah Roh Kudus. Sesuatu yang orang lain lihat dan rasakan. Dengan cepat orang akan melihat ketiga hal ini memancar dari dalam kehidupan Anda. Orang yang dipenuhi kasih dari Tuhan, maka ia akan dipenuhi oleh sukacita dan damai sejahtera dalam hidupnya. Roh Kudus yang mengerjakan hal ini. Kalau kita baca Roma 14:17, "Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus." Ketiga hal ini dikerjakan oleh Roh Kudus. Kita diproses sedemikian rupa sehingga buah Roh Kudus ini memancar, tidak dibuat-buat. Orang yang demikian, di lingkungan mana pun dia berada, dia akan selalu membagikan kasih. Dimanapun dia berada, dia akan memberikan dampak sukacita di tempat itu. Dimanapun dia berada, dia akan selalu menjadi pembawa damai.
Kasih yang sesungguhnya adalah kasih yang memberi. Kasih di dunia ini telah dirusak oleh kasih yang menuntut. Pergaulan bebas di kalangan anak muda pun disebabkan karena pengertian kasih yang keliru. Kasih yang sesungguhnya adalah kasih yang memberi, kasih yang mengharapkan yang terbaik bagi orang yang dikasihi. Kasih yang menghormati, kasih yang menginginkan orang yang kita kasihi itu semakin diangkat dan mulia. Kasih yang Tuhan ajarkan adalah kasih yang senantiasa memberi. Kasih yang sesungguhnya itu tidak pernah berhenti, selalu mengalir. Orang yang selalu membagikan kasih, hidupnya selalu dipenuhi oleh kasih. Kalau kasih yang bukan berasal dari Tuhan, itu sangat terbatas. Satu saat pasti akan berhenti. Kita butuh sesuatu untuk men-trigger-nya kembali. Tapi kasih yang berasal dari buah Roh Kudus itu keluar dari dalam diri kita. Menjalani kasih tidak mudah tapi Tuhan mau kita menghasilkan buah Roh Kudus ini.
2. Kesabaran, Kemurahan, Kebaikan
Ini adalah kelompok buah Roh Kudus yang melibatkan orang lain, dirasakan oleh orang lain, berkaitan dengan hubungan kita dengan orang lain. Berapa banyak dari kita yang tidak sabar dengan orang lain ataupun dengan keadaan yang kita alami sehari-hari. Padahal kadangkala, konsep pemikiran kita tidak sama dengan tersebut. Keadaan pun demikian. Berapa banyak dari kita yang tidak sabar menghadapi keadaan. Kesabaran dalam bahasa Inggris adalah patience (sabar), di dalam KJV digunakan kata longsuffering (sabar menanggung sesuatu). Hal itu sebenarnya menguji kita, memproses kita lewat lingkungan untuk semakin memunculkan buah kesabaran. Kita memang harus belajar sabar. Orang yang dipenuhi oleh kasih lebih mudah untuk sabar.
Kemurahan adalah sesuatu yang kita lakukan untuk orang yang memerlukan pertolongan. Kita gampang menolong, tidak jual mahal. Dan kebaikan itu lebih dari sekedar kemurahan. Kita tetap berbuat baik sekalipun orang itu tidak meminta bantuan. Kebaikan adalah sesuatu yang memang mau kita lakukan dan kita senang untuk melakukannya. Kita senang berbuat baik, kita senang menunjukkan kebaikan untuk orang lain.
Apa yang kita lakukan bagi orang lain dalam pelayanan kalau merupakan hasil dari buah Roh Kudus, itu akan murni. Tidak ada motivasi yang lain. Sewaktu ia melakukan sesuatu, tidak masalah bila orang tidak memberikan pujian. Orang banyak tidak tahu apa yang dia lakukan pun tidak menjadi masalah baginya. Kebaikan yang dihasilkan atau digerakkan oleh buah Roh Kudus selalu murni dan akan memuliakan Tuhan, tidak akan mencari keuntungan untuk diri sendiri.
3. Kesetiaan, Kelemahlembutan, Penguasaan Diri
Kelompok yang ketiga ini sebenarnya berkaitan dengan tanggung jawab kita di hadapan Tuhan, berbicara tentang apa yang dipercayakan Tuhan kepada kita. Berbicara tentang hubungan kita dengan Tuhan. Tuhan mencari orang yang setia. Perumpamaan Yesus beberapa kali hanya untuk menunjukkan hamba-hamba yang setia.
Tidak ada hukum yang menentang hal ini. Di dunia ini mencari orang yang setia tidak gampang. Mencari orang yang pintar banyak, mencari orang yang terampil banyak, tapi mencari orang yang setia itu susah. Kesetiaan menjadi barang langka di akhir jaman ini.
Kelemahlembutan (gentlenes) adalah suatu sikap hati di hadapan Tuhan. Musa dikatakan sebagai orang yang paling lemah lembut hatinya. Lemah lembut tidak ada hubungannya dengan lemah gemulai. Musa, saat ia diproses Tuhan, dengan mudah ia remuk hati. Hatinya begitu mudah dibentuk. Orang yang lemah lembut hatinya adalah orang yang suka menyembah Tuhan. Dia mudah sekali merasakan kasih Tuhan. Saat diproses pun ia mengucap syukur. Orang yang lemah lembut hanya bergantung kepada Tuhan dan selalu mau melakukan kehendak Tuhan. Tuhan mau kita memiliki kelemahlembutan meskipun tidak mudah karena harus melalui proses yang menyakitkan.
Dan yang terakhir adalah penguasaan diri (self control). Ini akan menjamin hubungan kita benar di hadapan Tuhan jika kita sanggup menguasai diri. Kita ada di dunia yang penuh dengan godaan. Kuasailah dirimu dan jadilah tenang supaya kamu dapat berdoa. Orang yang menguasai diri adalah orang yang senantiasa hidup di hadapan Tuhan. Orang yang demikian akan dipercayakan Tuhan perkara-perkara yang mulia. Karena Tuhan berkata jika seseorang menguduskan dirinya, maka ia akan dibuat menjadi perabot yang mulia dalam perbendaharaan Tuhan dan ia akan dipakai Tuhan untuk maksud-maksud yang mulia.
Tuhan mau kita berbuah. Kita ada di lingkungan dimana kita berinteraksi dengan banyak orang. Biar setiap orang bisa mengecap segala sesuatu yang baik, hasil dari buah Roh Kudus yang ada di dalam diri kita. Kunci untuk kita bisa dipakai Tuhan terus secara berkesinambungan bahkan naik dan tidak turun adalah kalau kita menghasilkan buah. Memang buah itu hasil dari proses hati kita. Memang prosesnya bukan suatu hal yang enak, tapi ijinkan Roh Kudus bekerja. Kuasa-Nya turun memampukan kita karena Dia dalah Roh Penolong, menolong kita menghasilkan buah Roh Kudus. Dia Roh Penghibur, menghibur kita dalam segala hal. Ia memberikan kita damai sejahtera.
Sumber : Welyar Kauntu - Chapel CBN